Membuka Bengkel Sepeda dan Tambal Ban Ditengah Keterbatasan

Membuka Bengkel Sepeda dan Tambal Ban Ditengah Keterbatasan

Membuka Bengkel Sepeda dan Tambal Ban Ditengah Keterbatasan

Tak mau bergantung pada orangtua, menjadi salah satu motivasi bagi Sunardi (34) untuk membuka bisnis bengkel sepeda dan tambal ban di tengah keterbatasan yang Ia miliki. “Saya belajar tentang bengkel sepeda dan tambal ban secara otodidak. Kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak mencobanya,” ujarnya kepada tim Bisamandiri.com.

Mengalami disabilitas sejak umur 1 tahun, awalnya Sunardi dilahirkan dalam kondisi normal. “Dulu waktu bayi saya sudah bisa berjalan namun di umur 1 tahun saya sakit panas dan disuntik dokter. Setelah itu saya tidak bisa berjalan dan mengalami disabilitas seperti sekarang ini,” tutur Sunardi.

Bermodalkan uang Rp 500.000,00 dari pinjaman bank, Sunardi mulai merintis bisnis bengkel sepeda dan tambal ban ini sejak tahun 2006 silam. Meski tak mudah bagi Sunardi untuk mengawali bisnis bengkel ini, namun dibalik keterbatasan yang dimiliki Ia terus berusaha agar bisnis yang Ia rintis bisa menghidupi kebutuhannya sehari-hari.

“Selama 1 tahun saya belajar perbengkelan dan mengenal peralatan bengkel secara otodidak. Selama ini tak ada kendala yang berarti, namun karena kondisi saya yang disabilitas sampai saat ini saya masih kesulitan ketika ada konsumen yang mencucikan sepeda motornya,” jelas Sunardi.

Bagi teman-teman sesama difabel, Sunardi berpesan agar tidak minder dan memiliki tekad yang kuat. “Kalau kita memiliki tekad yang kuat, pasti mampu untuk mengerjakan segala sesuatunya,” pesannya kepada rekan-rekan penyandang disabilitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *