Disabilitas Bukan Hambatan Untuk Bisa Sukses Berwirausaha
Dalam dinamika kehidupannya, setiap manusia pasti memiliki pengalaman spesial dan bermakna yang terinternalisasi di dalam dirinya. Pengalaman hidup inilah yang kemudian membuat setiap individu memiliki kemampuan untuk selalu adaptif dan berjuang.
Annisa, seorang perempuan tangguh yang berasal dari Sentolo, Kulon progo juga memiliki pengalaman spesial yang menjadikannya sebagai pribadi yang adaptif dalam menjalani kehidupan. Sejak tahun 2008, Annisa mengalami kesulitan berjalan yang disebabkan adanya cedera tulang belakang atau istilah medis menyebutnya Spinal Cord Injury yang berpengaruh terhadap saraf geraknya. Awalnya kondisi ini membuat Annisa terpuruk dan kurang bisa menerima kenyataan serta cenderung menutup diri.
Annisa terpuruk dan menutup diri dalam waktu yang lama, sampai pada akhirnya terbersit di dalam hatinya untuk bangkit dan bisa mandiri di dalam menjalani kehidupannya. Saat itu Annisa bertemu dengan seseorang yang mengajaknya untuk bergabung dengan Organisasi Penyandang Disabilitas yang terletak di Kecamatan Sentolo, Kab. Kulon Progo. Setelah bergabung dengan Organisasi Penyandang Disabilitas ini, Annisa mulai membuka diri dan berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu, Annisa juga lebih termotivasi lagi untuk bisa hidup mandiri dan bisa menghidupi putrinya yang masih kecil. Keinginan untuk bangkit ini muncul karena ketika di dalam organisasi tersebut, Annisa bertemu dengan banyak penyandang disabilitas yang saling menguatkan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan rasa kebersamaan untuk mandiri.
Melalui Organisasi Penyandang Disabilitas ini pula Annisa mendapatkan banyak skill dan pengetahuan untuk mengembangkan usaha bisnis rumahan. Berbekal pengetahuan, skill dan bantuan modal dari organisasi, Annisa mulai membuka usaha berjualan makanan kecil di rumah. Pada masa awal merintis usaha, Annisa hanya memperoleh omset harian sebesar Rp 30. 000 – Rp 40. 000 dengan keuntungan Rp 15. 000 per hari.
Dan seiring meningkatnya jumlah pelanggan, maka Annisa mulai menambah variasi makanan yang dijualnya sehingga menaikkan omsetnya menjadi Rp 120.000 per hari dengan jumlah keuntungan Rp 40.000 setiap harinya, dan usaha tersebut masih berlangsung sampai saat ini.
Setelah sukses menjalankan usahanya, Annisa semakin yakin bahwa kondisi disabilitas tidak menjadikannya lemah dan tak sedikitpun menghalangi langkahnya untuk bisa mandiri secara financial. Annisa juga percaya bahwa semangat dan kemauan untuk membuka diri merupakan sebuah modal utama untuk terus berkarya dan hidup membaur di dalam masyarakat. Apa yang diungkapkannya tentu bukan hanya isapan jempol belaka, karena saat ini disabilitas bukanlah menjadi hambatan bagi dirinya untuk bisa sukses menjadi pengusaha.
Tim Liputan Bisamandiri.com