Penyandang Disabilitas dan Pentingnya Peran Aktif dalam Bermasyarakat
“Saya tidak pernah mengira bahwa saya akan mendapat kesempatan untuk bangkit dari keterpurukan. Dengan berorganisasi sungguh-sungguh dapat membuka mata saya bahwa saya tidak sendirian dan kesempatan untuk berdaya dan berdiri di kaki saya sendiri masih terbuka lebar,” kata Slamet.
Tidak ada seorang pun yang menginginkan suatu hal buruk terjadi dalam hidupnya. Termasuk Pak Slamet, warga Kecamatan Purworejo yang pada tahun 2003 silam mengalami kecelakaan sepeda motor yang mengakibatkan tulang kaki kanannya patah dan harus menggunakan 2 kruk ketiak untuk mendukung mobilitasnya sehari-hari. Setelah kecelakaan tersebut, bukan hal yang mudah baginya untuk menggunakan alat bantu, dimana sebelum kecelakaan sangat mudah baginya untuk bergerak tanpa menggunakan alat bantu.
Kondisi disabilitas secara umum memang membawa konsekuensi lebih besar pada hidup seseorang. Seperti halnya apa yang terjadi pada Pak Slamet, setelah kecelakaan yang dialamainya, dia harus kehilangan mata pencaharian satu-satunya bagi keluarganya. Hal ini disebabkan karena dengan kondisi fisiknya yang menggunakan 2 kruk membuatnya kesulitan untuk melakukan mobilitas di pekerjaannya pada waktu itu. Dengan kondisi ini, akhirnya Pak Slamet memutuskan untuk di rumah dan gantian istrinya yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.
Pada banyak keluarga yang mengalami kondisi disabilitas, hal tersebut lalu mengakibatkan keterpurukan tidak hanya secara ekonomi namun juga secara social dan emosional. Pak Slamet juga merasakan hal tersebut, dimana dia kemudian tidak lagi banyak dilibatkan di dalam kehidupan dan kegiatan social masyarakat. Hal ini tidak membuatnya semakin baik, tetapi secara emosional membuatnya menjadi semakin tidak berharga dan tertekan. Sehingga membuatnya putus asa dan berada di dalam titik terendah kehidupannya.
“Kecelakaan itu membuat saya putus asa bahkan membuat saya ingin mengakhiri hidup saya sendiri,” ujarnya.
Dalam masa perjuangan dan proses kehidupannya tersebut, Pak Slamet mendengar tentang adanya Organisasi Penyandang Disabilitas di wilayahnya yang mulai ada pada tahun 2014. Bagi penyandang disabilitas seperti Pak Slamet yang dalam masa berjuang dengan kondisi psikologisnya, bukanlah hal yang mudah ketika dia harus memutuskan untuk aktif berperan dalam organisasi sebagai bentuk dari kehidupan sosial. Tetapi dengan keinginannya untuk bangkit, Pak Slamet akhirnya bergabung dengan OPD (Organisasi Penyandang Disabilitas) tersebut meskipun pada awalnya tidak begitu aktif dan cenderung diam termasuk ketika harus memberikan pendapat kepada kelompok.
Membutuhkan waktu yang tak sebentar baginya untuk berproses dan menyadari banyak hal yang masih bisa dilakukannya melalui organisasi ini. Menurutnya, ketika bertemu dengan penyandang disabilitas lain dan banyak berdinamika dengan mereka adalah titik balik yang merubah semua motivasinya. Dengan menyadari masih banyak teman dengan kondisi disabilitas yang lebih parah darinya Pak Slamet merasa bahwa setiap manusia harus selalu bersyukur dengan apa yang dialaminya selama ini dalam kehidupannya. Pak Slamet merasa menjadi pribadi yang berharga karena masih banyak penyandang disabilitas lain yang kondisinya lebih parah, tetapi memiliki kemampuan dan keinginan untuk mandiri. Perubahan cara pandang ini yang akhirnya membuatnya lebih menerima serta mensyukuri keadaan sehingga mau terlibat kembali secara social melalui organisasi penyandang disabilitas yang ada di daerahnya.
Melalui organisasi penyandang disabilitas ini, Pak Slamet didorong untuk memberdayakan diri secara ekonomi untuk memulai usaha produktifnya sendiri dengan memulai budidaya jamur dan menjadi ketua usaha kelompok budidaya jamur dalam organisasi tersebut. Pak Slamet juga menjadi koordinator pembuatan baglog atau media tanam jamur untuk mensuplay kebutuhan baglog di kelompoknya. Dari budidaya jamur yang dikembangkannya tersebut juga menunjukkan bahwa ada perkembangan yang cukup baik sehingga hasil produksi jamurnya dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Setelah bergabung dengan organisasi penyandang disabilitas di daerahnya, Pak Slamet merasakan adanya perubahan yang cukup besar di dalam hidupnya. Baginya, dengan bergabung dalam organisasi membuatnya mampu menerima diri apa adanya bahkan mensyukuri keadaanya. Dia juga disadarkan bahwa dengan membuka dan memberanikan diri untuk mengemukakan pendapat membuatnya merasa berharga di dalam masyarakat.
Saat ini pun, Pak Slamet juga menjadi sekretaris RT di lingkungannya serta aktif terlibat dalam kegiatan masyarakat seperti gotong royong dan berbagai macam jenis perkumpulan yang lain. Keaktifannya ini membuatnya tidak jarang dijadikan contoh bagi masyarakat dan secara sadar maupun tidak sadar, proses yang dilaluinya tersebut memberikan dampak positif yang signifikan bagi dirinya sendiri dalam kaitannya hidup di masyarakat.
“Saya tidak pernah menyangka dengan terlibat aktif dalam organisasi dan masyarakat membuat saya bisa memperoleh kehidupan lama saya kembali. Organisasi dan teman-teman penyandang disabilitas sungguh membuat perubahan nyata dalam kehidupan saya,” pungkasnya.
Tim Liputan Bisamandiri.com