Anak Cerebral Palsy Juga Bisa Mandiri Setelah Rutin Ikuti Terapi

Anak Cerebral Palsy Juga Bisa Mandiri Setelah Rutin Ikuti Terapi

Febryani Putri Pratama Thorin, anak cerebral palsy yang bisa mandiriAda banyak hal yang bisa menjadi penyebab cerebral palsy, diantaranya proses pada saat kelahiran dan kondisi setelah kelahiran. Seperti yang terjadi pada Febryani Putri Pratama Thorin yang biasa di panggil Febri ini. Pada saat proses kelahiran Febri, Safrina Wulansari mengalami proses persalinan yang panjang dan sulit. “Semua cara sudah digunakan dari upaya melahirkan normal sampai pada akhirnya saya harus menjalani persalinan SC (cesar). Ketika lahir pun, bayi saya tidak menangis dan harus rawat inap di rumah sakit,” kata sang ibunda.

Lahir pada 17 Februari 2008, Febri mengalami kejang pertama pada usia 5 bulan dan berulang setiap dua sampai tiga bulan sekali sampai pada akhirnya dokter mendiagnosa Febri mengalami kondisi cerebral palsy. Tentu kondisi ini tak mudah diterima bagi orang tua manapun, termasuk juga bagi Safrina, ibunda Febri.  Pada saat itu Febri belum mampu membuka tangan dan kakinya pun tidak dapat membuka.

Tidak menyerah dengan kondisi putrinya, Safrina pun mengupayakan berbagai macam terapi untuk tumbuh kembang buah hatinya. “Saya sangat optimis bahwa Febri akan dapat berkembang dan mengupayakan kemandiriannya sendiri. Dari usai 3 sampai 7 tahun Febri saya ikutkan Fisioterapi Bobath, terapi wicara dan okupasi terapi dan ternyata hasilnya pun sangat terasa, Febri bisa berguling, berbicara bahkan belajar berdiri,”  ujar Safrina kepada tim bisamandiri.com.

Tak hanya mengupayakan perkembangan fisik sang putri tercinta, Safrina juga mengupayakan perkembangan kognitif Febri. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak dengan kondisi cerebral palsy pun membutuhkan pendidikan seperti anak-anak yang lain.

Oleh karenanya, Sejak bulan agustus 2015 Febri bergabung dengan kelompok belajar di Pusat Rehabilitasi YAKKUM. Melalui berbagai macam program dan kegiatan belajar di Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Febri menunjukkan perkembangan yang sangat pesat setelah itu.

“Saya sangat bahagia melihat perkembangan Febri saat ini. Sekarang dia mulai berani bertemu dengan banyak orang bahkan mulai berani untuk berbicara didepan teman-teman, guru dan orang tua yang lain. . Mewarnai bagian dalam dari gambar juga sekarang dapat dilakukan oleh Febri.  Saya sekarang mampu untuk berharap kedepannya perkembangan motorik halus maupun kasarnya akan membaik sehingga Febri mampu mengoptimalkan kemandiriannya,”  tutur Safrina dengan optimis.

Tim Liputan Bisamandiri.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *