Tuna Rungu, Secara Fisik Tak Terlihat Berbeda

Tuna Rungu, Secara Fisik Tak Terlihat Berbeda

Tunarungu
Bila dilihat secara fisik, anak tuna rungu tidaklah berbeda dengan anak normal pada umumnya. Keistimewaan mereka baru bisa kita ketahui setelah mengajaknya berkomunikasi. Sebagian penyandang tuna rungu berbicara tanpa suara atau bila bersuara pun kurang atau tidak jelas artikulasinya, bahkan ada sebagian penyandang tuna rungu yang tidak bisa berbicara sama sekali. Mereka hanya bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.

Seorang anak dikatakan sebagai tuna rungu apabila anak tidak mampu mendengar dengan baik sehingga turut mempengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi. Biasanya tuna rungu mengalami gangguan pendengaran dan percakapan dengan derajat pendengaran yang berbeda, antara lain sebagai berikut.

  1. 27 – 40 dB = Sangat ringan
  2. 41 – 55 dB = Ringan
  3. 56 – 70 dB = Sedang
  4. 71 – 90 dB = Berat
  5. 91 dB ke atas = Ekstrim/ Tuli

Faktor pemicu terjadinya tuna rungu bisa dialami seorang anak sejak mereka masih berada dalam kandungan, pada proses kelahiran, dan pada masa pertumbuhan anak. Pada masa kehamilan, penyebab yang paling besar yaitu adanya sifat abnormal yang dibawa oleh salah satu orang tua, bisa juga karena keracunan obat atau sang ibu mengalami sakit ketika memasuki tri semester pertama (3 bulan pertama kehamilan).

Sedangkan faktor pemicu tuna rungu pada proses kelahiran bisa terjadi apabila ibu kesulitan pada saat melahirkan sehingga harus dibantu oleh beberapa alat. Resiko tuna rungu juga bisa terjadi pada kelahiran prematur, hal ini bisa terjadi karena organ tubuh manusia belum terbentuk secara sempurna bila bayi lahir sebelum waktunya.

Yang terakhir, resiko tuna rungu bisa terjadi pada masa pertumbuhan anak. Faktor penyebabnya beragam, bisa jadi karena infeksi, morbili, difteri, atau bisa juga karena kecelakaan yang menyebabkan adanya kerusakan alat pendengaran bagian dalam.

Bila orangtua kurang jeli dan teliti dalam memperhatikan perkembangan sang buah hati, bisa jadi ketulian pada anak bahkan tidak bisa segera dikenali. Sebab, secara kasat mata anak tuna rungu tak berbeda dengan anak normal pada umumnya.

Jadi, perhatikan setiap perkembangan anak Anda dan pastikan resiko tuna rungu bisa dihindari sedini mungkin.

Sumber gambar : http://acehmusician.org/wp-content/uploads/2014/01/016839919_30300.jpg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *