Bisa Mandiri Dengan Usaha Jasa Service Elektro

Kendati sejak kecil Wahyu Slamet memiliki keterbatasan pada kakinya. Namun berkat semangat dan tekad yang kuat, Ia bisa mandiri dan sukses berbisnis peralatan elektronik. Ide bisnis jasa servis elektro ini Wahyu dapatkan setelah Ia memperoleh bekal keterampilan dari YAKKUM.

Kreasi Tanpa Batas, Yoko Pengrajin Kayu Difabel

Terlahir sebagai anak normal, awalnya tak mudah bagi Yoko harus menerima kenyataan kehilangan kedua kaki akibat kecelakaan dan sakit tumor yang di deritanya. Namun Ia tak patah semangat, meski difabel pemuda kelahiran Pemalang ini bisa mandiri dengan menjadi pengrajin kayu.

Sukses Usaha Kerajinan Khas Jogja Meski Difabel

Musibah gempa yang mengubah Saif Buldani menjadi penyandang difabel, tak menyurutkan semangatnya untuk menata hidupnya kembali dan sukses berbisnis souvenir khas Jogja. Berbekal keyakinan yang Ia miliki, Syaif menerima peluang bisnis yang datang dari rekanan di Jakarta meskipun awalnya masih belum punya gambaran mengenai bisnis souvenir lilin dan tas batik yang Ia jalankan saat ini.

Modal Keterampilan, Iswanto Sukses Usaha Jahit

Kondisi fisik Iswanto mungkin tak sempurna, namun dengan modal keterampilan yang dimiliki Ia sukses membuka bisnis jahit secara mandiri. Skill menjahit yang Ia dapatkan selama bergabung di Pusat Rehabilitasi YAKKUM serta pengalaman yang Ia miliki selama bekerja di pabrik Danar Hadi, menjadi bekal awal bagi Iswanto untuk bisa mandiri dengan merintis bisnis jasa jahit di rumahnya.

Sukses Mengembangkan Usaha Kerajinan Kulit

Di usianya yang tak lagi muda, Sulaiman tak hanya berhasil mandiri namun juga mampu memberdayakan rekan-rekannya sesama difabel. Meski awalnya Sulaiman hanya menerima orderan dari YAKKUM, namun di tahun 1994 Ia mulai mandiri dan konsisten melibatkan rekan sesama difabel untuk membesarkan bisnis kulit ikan pari yang Ia kembangkan.

Tunanetra, Ketahui Penyebabnya Dari Sekarang

Gangguan yang terjadi pada indra penglihatannya, membuat para penyandang tunanetra tak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal. Berdasarkan tingkat gangguan yang terjadi,  tunanetra dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Vision).