Tablet Khusus Untuk Tunanetra Ciptaan Mahasiswa UGM

Tablet Khusus Untuk Tunanetra Ciptaan Mahasiswa UGM

Tablet untuk tunanetraTeknologi handphone dari waktu ke waktu sekarang ini juga semakin mengalami kemajuan. Berkomunikasi menggunakan handphone atau telepon gengam sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang termasuk masyarakat Indonesia. Namun bagi masyarakat yang memiliki tekerbatasan seperti para penyandang tunanetra, tentu hal tersebut bukan hal yang mudah bagi mereka untuk bisa berkomunikasi menggunakan telepon genggam.

Kondisi seperti itulah yang akhirnya mendorong dua orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengembangkan handphone atau telepon genggam yang mudah untuk dioperasikan oleh penyandang tunanetra. Dua mahasiswa UGM tersebut adalah Swakresna Edityomurti dan Muhammad Hanif Sugiyanto.

Hanif mengungkapkan bahwa proyek pengembangan ponsel bagi para penyandang tunanetra tersebut dimulai sejak tahun 2013 bersama dengan Swakresna. Prototype HP khusus braille tersebut mereka beri nama i-Blind. Alat tersebut dirancang untuk mentransfer kode huruf digital menjadi sebuah huruf braille yang dapat dibaca oleh para penyandang tunanetra.

Menurut Hanif, rototipe ini bekerja dengan cara yang cukup sederhana. Ada tiga alat yang digunakan untuk menjalankan prototipe tersebut, diantaranya adalah display yang berbentuk kotak dengan kode braille yang terdapat dipermukaannya. Modul GSM juga berfungsi sebagai penerima pesan serta software untuk menerjemahkan huruf digital menjadi hurif braille.

Hanif juga mengungkapkan bahwa alat ini bekerja dengan cara menerima sebuah pesan melalui modul GSM, lalu kode huruf digital yang diterima oleh GSM kemudian ditransfer ke software untuk kemudian diolah menjadi huruf braille pada display.

Sementara itu, Kresna yaitu rekan Hanif juga menambahkan bahwa dalam mentransfer huruf digital menjadi huruf braille, alat prototipe iBlind ini bekerja dengan cepat. IBlind hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 detik untuk setiap satu karakter. “Sementara ini jumlah karakter yang ditampilkan masih terbatas, namun nantinya kami akan mendesaign tablet ini lebih dari 50 karakter sekaligus sehingga cara membacanya akan lebih mudah,” tambah Kresna.

Saat ini prototipe tersebut juga masih terpisah menjadi tiga bagian. Namun dalam jangka waktu dekat ini kedua mahasiswa tersebut akan membuat alat tersebut menjadi satu bagian sehingga iBlind akan lebih aplikatif dan mudah untuk dipergunakan para penyandang tunanetra.

Penemuan mereka tersebut juga mendapatkan penghargaan di Jakarta dengan kategori technology for special needs kontes International Exhibiton of Young Inventor (IEYI). Sebelum memperoleh penghargaan tersebut, mereka berdua juga pernah mendapatkan penghargaan dari LIPI karena telah menciptakan iBlind sebagai Nation Young Inventor Award pada tahun 2013.

“IBlind yang kami buat ini memang belum aplikatif, namun kami sudah mendesign supaya lebih aplikatif dan mudah untuk digunakan. Design yang kami buat nantinya akan berukuran 8×7 Inchi dengan kemampuannya bisa membaca SMS, mengirim SMS serta bisa menelpon. Dan sementara itu perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu buah iBlind hanyalah sebesar Rp 1 juta. Kami berharap iBlind ini nantinya bisa diproduksi secara massal,” ungkap Hanif.

Sumber gambar : http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/photonews/2014/12/02/467051/640x320/20141202141657-mahasiswa-ugm-kembangkan-iblind-tablet-untuk-tunanetra-001-nfi.jpg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *