Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Diskalkulia

Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Diskalkulia

DiskalkuliaDalam klasifikasi anak berkebutuhan khusus, ada beberapa kasus dimana anak mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar pada anak bukan karena IQ yang ada di bawah rata-rata, akan tetapi ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya misalnya saja anak gagal dalam pemahaman, metode membosankan dan lain sebagainya. Anak berkebutuhan khusus dengan kesulitan belajar pun biasanya lebih spesifik lagi. Salah satunya adalah kesulitan belajar matematika dan angka atau disebut juga dengan gangguan diskalkulia.

Diskalkulia adalah kesulitan belajar matematika atau mengerjakan soal hitungan. Sebagian besar anak berkebutuhan khusus diskalkulia biasanya mengalami kesulitan dalam proses visual. Pada beberapa kasus, matematika membutuhkan seperangkat prosedur yang harus diikuti sesuai dengan pola yang urut, hal ini juga erat kaitannya dengan kurangnya memori. Banyak anak-anak yang terdiagnosis mengalami kesulitan belajar matematika atau diskalkulia yang pada akhirnya mengalami kegagalan dalam belajar matematika dan merasa bahwa dirinya tidak mampu mempelajarinya.

Untuk menangani gangguan pada anak berkebutuhan khusus diskalkulia tersebut harus diawali sejak awal pendidikan anak, meskipun gangguan diskalkulia biasanya tidak disadari dan sulit untuk dideteksi sejak dini.

Berikut ini adalah strategi baru bagi pendidik untuk membantu dan membimbing anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan diskalkulia. Cara berikut ini diharapkan dapat menciptakan strategi baru yang lebih baik sehingga dapat membantu anak berkebutuhan khusus ini meresapi ilmu matematika.

  1. Perbanyaklah memberikan contoh yang konkrit untuk memastikan bahwa anak memiliki pemahaman yang kuat sebelum para pendidik melangkah kepada konsep yang lebih abstrak. Hal tersebut akan membantu anak dengan gangguan diskalkulia untuk memvisualisasikan konsep. Saat memberikan soal cerita, berikan juga kesempatan kepada anak untuk membayangkan situasi dalam kehidupan sehari-hari atau gunakan alat yang bisa membantu anak memvisualisasikan sebuah konsep, bentuk ataupun pola.
  2. Berikan kesempatan pada anak dengan gangguan diskalkulia untuk menggunakan grafik, gambar, kalimat atau kartu yang bisa membantu anak dalam hal pemahaman soal matematika. Hubungkan permasalahan yang ada dalam soal dengan cintoh kehidupan sehari-hari.
  3. Kembangkan sebuah konsep diri pada anak berkebutuhan khusus bahwa “saya bisa”, sesering mungkin. Jangan katakana kepada mereka bahwa “Ibu dan Ayah tidak pandai belajar matematika, tidak heran jika kamu pun juga demikian”. Ingatlah bahwa dengan suasana yang baik dan sikap yang positif maka semua orang akan pintar belajar matematika.
  4. Gunakan pendekatan yang positif kepada anak untuk mengenalkan konsep dasar kepada mereka. Pilihlah media permainan komputer atau kartu untuk menguasai konsep awal hingga angka 20 dan menggunakan tabel perkalian juga akan sangat membantu anak gangguan diskalkulia dalam belajar matematika. Gunakan waktu 10 menit dalam sehari, maka yakinlah cara tersebut akan berhasil.
  5. Berikan bantuan kepada anak berkebutuhan khusus diskalkulia untuk mempelajari simbol-simbol dalam matematika dan bahasa matematika. Misalnya, pikirkan tentang simbol (-) atau minus dengan arti pergi atau hilang, dan untuk simbol (+) yang berarti datang atau muncul. Simbol (-) bisa juga diartikan dengan mengurangi, pecahan atau bilangan bulat negatif.
  6. Menggunakan cara remediasi dengan menuntut kerjasama yang erat antara guru kelas regular dengan mereka yang terlibat di dalam mendukung sebuah perbaikan. Banyak anak berkebutuhan khusus dengan prestasi matematika yang memenuhi syarat sehingga secara hokum mereka diamanatkan untuk mendapatkan pelayanan pendidikan khusus di sekolah umum.

Pembelajaran dengan cara pendekatan tersebut diharapkan bisa menghasilkan sesuatu yang baik bagi siswa jika guru atau pendidik mengaplikasikannya secara konsisten. Sehingga kesulitan belajar matematika pada anak atau gangguan diskalkulia dapat teratasi dan anak berkebutuhan khusus tersebut dapat belajar dengan normal. Semoga bermanfaat.

Sumber gambar : http://1.bp.blogspot.com/--z3rXUmEsGA/UZxloJ6P4wI/AAAAAAAAABU/ut8w7MKykmA/s1600/diskalkulia-_130126064512-563.jpg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *