Orangtua Hebat Pendamping Anak Cerebral Palsy

Orangtua Hebat Pendamping Anak Cerebral Palsy

ORANGTUA HEBAT PENDAMPING ANAK CEREBRAL PALSY

Merasa senasib sepenanggungan dengan orangtua lainnya yang memiliki anak istimewa, Rahma yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga kini turut aktif memberikan pendampingan bagi anak-anak Cerebral Palsy.

“Anak saya lahir premature, usia kandungan 7 bulan sudah lahir. Awalnya saya mengetahui anak saya Cerebral Palsy waktu berumur 1 tahun belum menunjukkan perkembangan seperti bayi lainnya, sudah diperiksakan ke Jakarta tapi belum mendapatkan hasil sampai akhirnya saya direkomendasikan untuk terapi ke PRY dan sekarang perkembangannya cukup lumayan,” kata Rahma.

Bersama orangtua lainnya yang yang Ia temui di Pusat Rehabilitas YAKKUM (PRY), Rahma merasa mendapatkan pencerahan baru hingga Ia mulai termotivasi untuk mengupayakan kesembuhan dan pendidikan terbaik bagi putri tercintanya. “Anak saya mulai terapi di PRY umur 3 atau 4 tahun. Disini saya mulai termovitasi bagaimana caranya memberikan terapi bagi anak Cerebral Palsy baik di sekolah maupun di rumah,” ujarnya.

Meski awalnya tak mudah bagi Rahma untuk menerima kondisi putri tercintanya, namun dengan motivasi dari sesama orangtua Ia mulai tergerak untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya yang berkebutuhan khusus.

“Pertama kali mengetahui anak saya berkebutuhan khusus awalnya minder dan bingung karena tidak tahu harus berbuat apa. Kurang lebih 1 tahun saya mencari cara untuk memotivasi anak saya untuk bisa sembuh. Semangat saya dapatkan ketika saya bertemu dengan sesama orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, disini kami saling menguatkan satu sama lain dan mencari informasi bagaimana cara terbaik untuk memberikan kasih sayang dan pendidikan yang terbaik bagi mereka,” ungkap Rahma.

Rahma berharap agar para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus harus ikhlas dan berlapang dada dalam menerima kondisi putra-putri tercintanya serta mampu memotivasi anak Anda perlahan-lahan, jangan malu dengan omongan orang lain dan terus belajar untuk bisa memberikan perhatian penuh bagi mereka.

Anak berkebutuhan khusus juga bisa mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak normal lainnya, mereka mampu dan sanggup serta membutuhkan kasih sayang seperti anak-anak yang lain,” pesannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *