Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta

Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta

 

” Tujuan didirikannya Yayasan Penyandang Cacat Mandiri yaitu dalam bidang sosial, ekonomi dan keagamaan. Namun sebagai titik berat, karena di Yayasan ini mayoritas adalah penyandang difabel maka kegiatan utama yang dilakukan adalah kita upayakan yang dapat menutup kebutuhan sehari-hari para difabel. “

Joko Purwadi
(Ketua Yayasan Penyandang Cacat Mandiri)

Yayasan Penyandang Cacat Mandiri

Nama saya Joko purwadi, Usia 59 th dan aktifitas sehari-hari saya sekarang ini sebagai ketua di kepengurusan Yayasan Penyandang Cacat Mandiri yang beralamatkan di Jalan Parangtritis km 7 Cabean Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Saya bergabung dengan Yayasan ini mulai awal tahun 2014 dan bertugas untuk membantu agar Yayasan Penyandang Cacat Mandiri menjadi lebih maju dan lebih giat lagi. Sebelum bergabung di Yayasan ini, saya adalah seorang Purnawirawan TNI Angkatan Darat yang sempat bertugas di Daerah Kalimantan Timur.

Yayasan Penyandang Cacat Mandiri berdiri sejak tahun 2007 dengan akta notaris Didion Adi Nurcahyo, S.H. nomor 05 tgl 3 September tahun 2007. Latar belakang berdirinya Yayasan Penyandang Cacat Mandiri ini tidak terlepas dari bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006 sehingga banyak Yayasan atau Lembaga Donor dari Negara-Negara sahabat ingin ikut berpartisipasi dalam menangani korban-korban pasca gempa bumi.

Salah satunya adalah Japan Red Cross yang pada saat itu menawarkan adanya bantuan berupa gedung beserta peralatannya agar bisa bekerja terutama dalam hal handicraft. Namun, dikarenakan bantuan tersebut tidak dapat cair jika diberikan kepada perorangan maka didirikanlah Yayasan Penyandang Cacat Mandiri yang dimotori oleh Dokter Andu Sofian, Bapak Suryo Indarto dan Bapak Eko Prasanto.

Aktivitas yang dilakukan oleh Yayasan ini tidak terlepas dari tujuan didirikannya Yayasan Penyandang Cacat Mandiri yaitu dalam bidang sosial, ekonomi dan keagamaan. Namun sebagai titik berat, karena di Yayasan ini mayoritas adalah penyandang difabel maka kegiatan utama yang dilakukan adalah kita upayakan untuk membuat produk-produk yang terbuat dari kayu yang nantinya hasilnya dapat dijual dan digunakan untuk menutup kebutuhan sehari-hari para difabel.

Manajemen pemasaran merupakan permasalahan yang sangat kompleks di Yayasan ini karena sebagian besar dari kami adalah orang-orang difabel sehingga sulit untuk melakukan pemasaran secara face to face. Mungkin pemasaran dengan cara online ini akan lebih membantu kita.

Sementara ini promosi yang kami lakukan adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu secara online. Selain itu kami juga mencoba menitipkan produk ke outlet-outlet yang mau membantu kami untuk memasarkan produk kami dan juga memanfaatkan teman-teman lainnya.

Pemasaran online yang kami lakukan sekarang ini sementara menggunakan email, harapannya dari email tersebut mereka bertanya tentang apa itu Yayasan Penyandang Cacat Mandiri. Setelah mereka melakukan komunikasi dengan kami melalui email, barulah kami mengirimkan katalog via email sehingga dari situlah konsumen bisa memilih produk yang kemudian memesannya.

Sampai dengan sekarang ini pemasaran produk yang kami rasa paling efektif adalah bantuan dari teman-teman yang memasarkan produk melalui mulut ke mulut, barulah secara online dan kemudian pemasaran melalui sorum. Selama ini yang menangani pemasaran secara online adalah sekretaris Yayasan karena dia bekerja dengan fasilitas komputer dan internet.

Selain itu, pekerja di Yayasan ini sebagian besar adalah penyandang difabel sehingga kami tidak dapat menuntut seperti halnya orang-orang normal pada umumnya. Namun, kami optimis dengan suasana kerja yang nyaman mereka dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik, tidak kalah dengan produk yang dikerjakan oleh orang normal (bukan penyandang cacat).

Meskipun demikian, dengan menjadi bagian dari Yayasan ini simpati dan empati tumbuh dari diri saya kepada mereka. Sehingga saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan dan saya sudah merasa menjadi bagian dari mereka.

Perlu diingat bahwa di Yayasan Penyandang Cacat Mandiri para penyandang tidak membutuhkan belas kasian tetapi mereka ingin menemukan sebuah jati diri. Dalam hal kesehatan, yang menjadi kunci adalah bekerja dengan janganlah memaksakan sesuatu diluar kemampuan yang kita miliki.

Bagi rekan-rekan difabel lainnya, saya berpesan. Janganlah minder karena kesempatan itu pasti akan datang. Jika kesempatan belum datang jangan patah semangat. Bagi para orang tua yang memiliki anak difabel, janganlah malu memberikan bekal kepada mereka supaya nantinya bisa hidup mandiri. Mari menggapai sukses disabilitas bisa mandiri!

10 thoughts on “Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta”

  1. Sri Widodo berkata:

    Salut pemberdayaan disabilitas, sukses selalu YPCM. Semoga kemandirian disabilitas (ABK) binaan YPCM dapat terwujud di tengah-tengah masyarakat yang inklusif. Aamiin. Kalau boleh bertanya, bagaimana dengan anak-anak yang memiliki kondisi intelektual rendah (tunagrahita)? apakah mereka juga dapat dibina YPCM? Terima kasih. Sekali lagi salam Luar Biasa!!! Sukses untuk YPCM.

    1. anggrek berkata:

      selamat pagi mas sri wododo, terimakasih untuk partisipasi dan pertanyaan untuk bisamandiri.com
      terkait dengan pertanyaan yang diajukan, kami sudah menanyakan kepada Bpk. Joko selaku pimpinan YPCM tentang penyandang disabilitas mental. menurut pak Joko berdasarkan pengalaman beliau, kondisi penyandang disabilitas mental memang lebih sulit dibandingkan penyandang disabilitas fisik. sejauh ini YPCM sangat terbuka menerima disabilitas mental, namun yang dapat dilakukan lebih ke pemberian motivasi dan dukungan untuk melakukan latihan fisik secara mandiri dan tentu saja tetap diarahkan untuk bekerja walaupun tidak semaksimal teman-teman disabilitas fisik :)

  2. Zulhilmi Yahya berkata:

    luar biasa perjuangannya. Semoga semakin produktif ya…

    1. anggrek berkata:

      terima kasih dukungannya mas Zulhilmi Yahya, memang hebat teman-teman dari YPCM :)

    2. anggrek berkata:

      terima kasih bapak untuk dukungannya bagi Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta :)

  3. busari berkata:

    setuju dengan ibu susy suardy,, yang mahal adalah Kreatifitas dan Kualitas .. :)

  4. susy suardy berkata:

    perjuangan luar biasa…. semangat!!!! harga sih relatif, yang mahal itu KREATIFITAS….

  5. RWINSOLO berkata:

    Salam Mobilitas
    www.flickr.com/rwinsolo
    www.youtube.com/rwinsolo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *