Sogan Batik Rejodani

Sogan Batik Rejodani

Sogan Batik

” Sepanjang perjalanan waktu ini kinerja temen-temen difabel kami rasakan mereka tidak kalah secara kualitas dengan karyawan lainyang secara fisik lebih umum atau tidak memiliki keterbatasan fisik. Jadi, dari sisi kinerja, boleh dibilang sangat memuaskan. “

Taufik Abdurrahman
(Owner Sogan Batik Rejondani)

Perkenalkan, saya Taufiq Abdurrahman, saya selaku penanggungjawab dan juga pendiri Sogan Batik Rejodani. Perusahaan ini kami dirikan sejak tahun 2001, fokus kegiatan kami adalah memproduksi batik asli baik itu tulis maupun itu cap dengan produk akhir adalah produk fashion berbahan batik.

Latar belakang kenapa kami memilih industri batik, yang pertama pada waktu itu adalah satu industri batik pada waktu itu terkesan hanya dikuasi oleh orang-orang yang sudah mapan. Jadi rata-rata pengguna batik adalah orang-orang dalam arti tua dalam hal umur. Kemudian kami selaku generasi muda, pada waktu itu ada ketertarikan. Kita suka dengan teknologi batik itu sendiri. Dari sisi teknologi maupun dari sisi art-nya. Kemudian kami pilih itu sebagai profesi atau kegemaran kami yang kemudian kami kembangkan menjadi sebuah bisnis.

Ciri khasnya gini, kenapa kita berani menyampaikan kalo kita di segmen pasar muda. Karena, satu kalo batik itu kan biasanya identik dengan hanya warna coklat. Seperti yang saya pakai misal. Ini pakemnya seperti ini, harusnya ini warna sogan itu aslinya ini, sogan. Kemudian nama sogan itu sendiri  walaupun aslinya warna coklat, tapi di perusahaan ini kami ambil nama Sogan ini sebagai semangat. Semangat bahwa kita berusaha untuk turut melestarikan apa yang menjadi warisan nenek moyang kita, teknologi batik itu sendiri.

Kemudian, segmen pasar muda itu kami garap dengan memperkenalkan warna-warna yang lebih populer. Jadi tidak hanya kami mengerjakan warna coklat, atau warna hitam atau warna biru, tapi juga kita mengerjakan warna-warna misal pink atau kuning atau mungkin oren. Warna-warna yang lebih populer sekarang. Notabene anak-anak muda ini lebih menggemari itu, bukan anak muda saya sampaikan mohon maaf tapi generasi yang lebih muda dari seharusnya memakai batik pada waktu itu.

Terkait dengan beberapa karyawan penyandang disabilitas, berawal kira-kira mungkin akhir 2008 atau awal 2009 pertama kali kami berkenalan dengan YAKKUM. Jadi, pada awalnya kami menerima undangan jobfair dari YAKKUM. Waktu itu kami mengirimkan delegasi hanya dua orang. Kemudian kami hadir di sana, ada sebagaimana jobfair sebagaimana umumnya. Kemudian ada yang menyampaikan lamaran pekerjaan dan sebagainya.

Pada waktu itu, kami dari sisi kapasitas perusahaan masih jauh dari yang sekarang. Mungkin karyawan di divisi Sogan Batik ini itungannya masih di bawah 20an orang. Waktu itu kami istilahnya tidak ada salahnya untuk mencoba. Oke kita ambil waktu itu dua orang, satu tenaga administrasi yang satunya adalah tenaga teknis jahit dan admin. Kami terima dua karyawan itu, bahkan pada waktu itu langsung kami umumkan di saat jobfair itu kami menerima dua karyawan yang melamar itu. Anda kami terima. Mungkin di antara peserta apa namanya di antara perusahaan-perusahaan itu kami yang pertama kali menerima karyawan waktu itu. Kami memberanikan, oke dua karyawan ini kami terima.

Nah, sepanjang perjalanan waktu kinerja temen-temen penyandang disabilitas ini kami rasakan mereka e tidak kalah secara kualitas dengan karyawan-karyawan yang secara fisik lebih umum atau tidak memiliki keterbatasan fisik gitu. Jadi, dari sisi kinerja mereka, saya kalau boleh bilang sangat memuaskan. Dari situ kemudian kami mulai menjalin kerjasama yang lebih erat dengan YAKKUM. Karenana dua orang itu adalah didikan dari YAKKUM.

Dari tahun ke tahun baik itu dari YAKKUM atau dari alumni YAKKUM sendiri selalu menginformasikan kepada kami bahwa ada temennya yang mau bekerja sebagaimana karyawan yang lain di sini tidak saya bedakan. Entah itu penyandang disabilitas atau bukan selama ini kita akan ujicoba bagaimana kinerjanya apakah sesuai dengan standar kriteria kita. Kalau kinerjanya memuaskan kita akan lanjutkan kerjasama kerja kalu tidak ya sama seperti yang lain gitu. Oke silahkan bisa belajar dulu lagi nanti kalo sudah merasa bisa ke sini lagi.

Dari sisi peluang untuk mendapat pekerjaan kami buka sama antara temen-temen penyandang disabilitas dan yang bukan. Rata-rata ada di bagian jahit, satu orang ada di saya tempatkan di apa namanya posisi manajerial jadi ada di asisten kepala produksi ada satu orang di situ. Itu pun dulu juga berawal dari pembatik, kemudian saya apa namanya saya pertimbangkan untuk sepertinya punya kemampuan untuk mengatur pekerjaan jadi saya pasang pada posisi asisten kepala produksi.

Perlakuan khusus kalo dalam apa namanya dalam batasan-batasan tertentu misal ini untuk memudahkan penyandang disabilitas untuk melakukan pekerjaan mungkin itu harus diakomodir. Tapi kalo perlakuan yang sifatnya, misal gaji, misal beban tugas kemudian fasilitas-fasilitas itu menurut hemat saya tidak perlu dibedakan. Karena satu, itu bisa menimbulkan kecemburuan dari karyawan lain yang normal lha itu. Yang kedua juga bisa menimbulkan moral juang temen-temen disabilitas ini juga malah turun bukan naik. Ini berimbas pada kenyamanan kerja mereka. Mereka jadi tidak percaya diri, saya kerja di sini cuman karena belas kasihan. Itu apa namanya moral bekerjanya, ibaratnya kalo tentara itu semangat juangnya kurang malah justru kalo alasannya seperti itu.

Pesan saya untuk  temen-temen pengusaha, satu tidak perlu apa namanya tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal yang berlebihan terkait apa namanya kita harus mengerjakan temen-temen disabilitas. Sejauh pengalaman saya, kinerja penyandang disabilitas itu pada beberapa kasus itu justru mereka berkinerja dengan lebih baik daripada karyawan yang normal gitu. Atau minimal mereka kinerjanya sama tidak ada, mereka memang mereka memiliki keterbatasan tetapi keterbatasan itu menghalangi mereka untuk berkarya.

Di satu sisi kita juga mensukseskan program pemerintah dalam rangka menfasilitasi penyandang disabilitas dalam memasuki dunia kerja. Yang kedua, memang itu seharusnya sudah jadi tanggungjawab para pengusaha dalam rangka turut apa istilahnya memiliki kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan. Secara kinerja saya sendiri merasa teman-teman penyandang disabilitas ini sangat berperan di perusahaan saya. Kinerja mereka melebihi ekspektasi saya, meskipun mereka memiliki menyandang disabilitas. Jadi, tidak ada kata ragu seharusnya tinggal kita bikin spesifikasi tugas yang dibutuhkan apa, apa yang harus dilakukan, diisi orang dengan kemampuan teknis apa.

Nah itu, nanti menyesuaikan bisa diisi kalo memang posisi itu bisa diisi orang-orang dengan keterbatasan fisik kenapa tidak. Pesan saya untuk temen-temen penyandang disabilitas, satu jangan minder. Yang kedua jangan putus asa. Yang ketiga terus belajar tingkatkan kemampuan, keterampilan terutama. Misal kegemarannya apa hal yang berkaitan dengan kerajinan tangan misal, itu aja hal yang dieksplorasi lebih lanjut. Atau misal bisa jahit, belajar ini cara jahit yang halus bagaimana. Kemudian temen-temen yang punya kemampuan misal  atau sukalah tapi nomor satu harus gemar memang.

Seperti sama nasihatnya dengan orang-orang tanpa kebutuhan khusus kurang lebih kalo kita pengen sukses dalam satu hal di kehidupan kita itu satu kita harus menekuni satu hal yang memang itu jadi kesenganan kita. Jadilah ahli di situ, nanti kalo ahli gak peduli kita ada keterbatasan fisik atau tidak. Jalan itu pasti ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *