Minimnya Anak Difabel Yang Mengenyam Pendidikan

Minimnya Anak Difabel Yang Mengenyam Pendidikan

Pendidikan inklusiMenurut hasil penelitian yang ada di lapangan, saat ini baru sekitar 35% anak difabel yang mengenyam bangku pendidikan. Kurangnya kepedulian masyarakat akan kebutuhan anak difabel serta minimnya pengetahuan orangtua tentang bagaimana caranya mengoptimalkan kemampuan anak difabel, menjadi salah satu penyebab mengapa anak difabel masih jarang mengeyam pendidikan.

Pandangan masyarakat yang selalu berpikir bahwa anak difabel atau anak berkebutuhan khusus tak dapat dididik atau sekolah yang cocok bagi mereka hanyalah di SLB (Sekolah Luar Biasa), juga menjadi faktor pemicu mengapa orangtua yang memiliki anak difabel kurang peduli dengan nasib pendidikan putra-putri mereka.

Dulu mungkin anak difabel hanya bisa bersekolah di SLB (Sekolah Luar Biasa), namun sekarang ini dengan bertambahnya sekolah-sekolah inklusi di Indonesia, anak berkebutuhan khusus atau difabel bisa menempuh pendidikan di sekolah inklusi.

Bahkan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta sekarang ini anak berkebutuhan khusus atau difabel bisa diterima di sekolah umum asalkan nilai mereka memenuhi standar persyaratan sekolah. Dan ini berlaku pada semua jenjang pendidikan, baik dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah kejuruan (SMK).

Agar anak-anak difabel tak ketinggalan dengan pelajaran teman-teman lainnya, beberapa sekolah inklusi di Bantul bahkan tidak segan untuk mencarikan guru pendamping khusus dan membantu menyediakan aksesibilitas bagi mereka. Kebijakan ini tentu cukup memudahkan anak berkebutuhan khusus untuk bisa mendapatkan pendidikan layak seperti orang-orang pada umumnya.

Namun sayangnya, perhatian yang tinggi dari pemerintah ini tak dimanfaatkan dengan baik oleh para orangtua yang mempunya anak difabel. Beberapa dari mereka lebih memilih merawat anak mereka di rumah tanpa membekalinya dengan pendidikan. Padahal, bila mendapatkan dukungan penuh dari orangtua dan orang-orang di sekitarnya, anak difabel bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti orang-orang normal lainnya.

Sumber gambar : http://thepresidentpostindonesia.com/wp-content/uploads/2013/07/president-post-Gerakan-Masyarakat-Anti-Putus-Sekolah.jpg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *