Mengenal Pendidikan Inklusi Bagi Anak Tuna Rungu

Mengenal Pendidikan Inklusi Bagi Anak Tuna Rungu

Pada kasus anak tuna rungu, pendidikan inklusi ini merupakan kelanjutan dari model terapi mendengar yang sudah dilakukan sejak usia dini.

Pendidikan inklusi merupakan hal yang baru di Indonesia. Ada beberapa pengertian yang menjelaskan mengenai pendidikan inklusi. Salah satu diantaranya mengatakan bahwa pendidikan inklusi adalah sebuah pendekatan yang berusaha untuk mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan segala hambatan yang bisa menghalangi setiap siswa untuk ikut serta berpartisipasi penuh dalam pendidikan tersebut.

Pendidikan Inklusi Bagi Anak Tuna Rungu

Hambatan yang ada tersebut dapat berkaitan dengan gender, masalah etnik, kemiskinan, status sosial dan lain sebagainya. Dengan kata lain pendidikan inklusi ini merupakan pelayanan pendidikan bagi para anak bekebutuhan khusus usia sekolah yang dididik secara bersama-sama dalam satu kelompok secara utuh mulai dari jenjang TK, SD, SLTP hingga SMA.

Pada kasus anak tuna rungu atau yang memiliki gangguan pendengaran, pendidikan inklusi ini merupakan kelanjutan dari model terapi mendengar atau Auditori Verbal Terapi yang sudah dilakukan pada anak tuna rungu sejak usia dini. Dengan dasar-dasar pendengaran yang sudah lebih baik, pelayanan pendidikan yang harus diberikan pada anak berkebutuhan khusus ini juga sudah semestinya lebih terpadu serta terarah. Dan pendidikan inklusi bagi anak tuna rungu ini akan lebih baik jika dilakukan menggunakan pendekatan model Natural Auditory Oral.

Adapun tujuan dengan diadakannya pendidikan inklusi bagi anak tuna rungu atau yang memiliki gangguan pendengaran ini diantaranya adalah :

  1. Adanya kebutuhan anak tuna rungu untuk bersosialisasi serta berinteraksi dengan anak lain yang sebaya dengannya di lingkungan sekolah maupun rumah.
  2. Adanya optimism untuk keluar dari problem atau masalah komunikasi bagi anak tuna rungu dengan cara menyelenggarakan pendidikan yang lebih baik.
  3. Penghayatan serta penumbuhan rasa empati dari kalangan anak-anak normal terhadap anak berkebutuhan khusus seperti anak tuna rungu.
  4. Pemberian intervensi dini yaitu dengan cara memberikan layanan deteksi dini, kosultasi, diagnose, fasilitator serta penyediaan Implant Coachlea dan Alat Bantu Dengar, perawatan dan juga servisnya.
  5. Program habilitasi yang menitikberatkan pada perbaikan cara berkomunikasi anak dengan menggunakan pendengaran sebagai titik tolak dalam melakukan interaksi dengan lingkungan luar.
  6. Program pelayanan pendidikan inklusi ini juga memberikan penyetaraan pada sekolah khusus guna dipersiapkan pada jalur pendidikan yang regular.

Anak berkebutuhan khusus yang satu dengan yang lainnya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu anak berkebutuhan khusus memerlukan pendidikan khusus seperti pendidikan inklusi yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *