Mengenal Lebih Jauh Karakteristik Anak Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang mengalami suatu kerusakan pada bagian mata mereka, sehingga mengakibatkan individu tersebut mengalami keterbatasan dalam fungsi penglihatan. Kerusakan bagian mata ini bisa saja terjadi pada bagian bola mata, retina, kornea atau pada syaraf-syaraf penglihatan. Kerusakan pada salah satu bagian mata tersebut mengakibatkan individu kehilangan fungsi penglihatan sepenuhnya atau masih bisa melihat namun dalam taraf tertentu.
Penyandang disabilitas penglihatan mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya dalam hal bentuk dan ukuran bola mata yang berbeda dari individu yang lainnya, dalam jarak jauh maupun dekat penglihatan terlihat samar-samar, kesulitan dalam membedakan warna tertentu, medan taraf penglihatan hanya tertentu, kesulitan dalam mengikuti gerakan dan lain sebagainya.
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh penyandang disabilitas penglihatan itulah, anak tunanetra mempunyai karakteristik yang perlu dipahami agar dapat membedakan penanganan khusus disesuaikan dengan kondisi anak tersebut. Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak tunanetra jika ditinjau dari aspek akademis, fisik dan motorik serta ditinjau dari aspek pribadi dan sosial.
- Karakteristik anak tunanetra dari aspek akademis menurut Tilman dan Osborn (1969)
- Anak tunanetra menyimpan banyak pengalaman khusus, tidak berbeda dengan anak awas. Namun pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh anak tunanetra tersebut kurang terintegrasikan.
- Anak tunanetra memperoleh angka yang hampir sama dengan anak awas, misalnya dalam hal berhitung, kosakata dan informasi. Tetapi dalam hal pemahaman dan persamaan mereka dinilai kurang baik.
- Kosakata untuk anak tunanetra lebih cenderung sebagai kata-kata yang definitive atau sudah pasti.
- Karakteristik anak tunanetra dari aspek sosial dan pribadi
- Karena keterbatasan yang dimiliki oleh anak, secara tidak langsung hal tersebut menyebabkan masalah kepribadian. Masalah kepribadian lebih cenderung diakibatkan oleh sikap negatif yang diterima oleh anak dari lingkungan sosialnya.
- Anak tunanetra mengalami kesulitan dalam hal menguasai keterampilan sosial karena biasanya keterampilan tersebut didapatkan oleh individu melalui model atau contoh perilaku serta umpan balik melalui penglihatan.
- Berdasarkan faktor-faktor lingkungannya, anak tunanetra lebih mudah curiga terhadap orang lain, mudah tersinggung dan mereka juga bergantung pada orang lain.
- Karakteristik anak tunanetra dilihat dari aspek fisik dan motorik
- Secara fisik, anak tunanetra bisa dilihat dari kondisi mata mereka yang berbeda dengan anak-anak dengan mata normal pada umumnya.
- Mempunyai kepekaan pendengaran dan juga perabaan yang lebih baik.
- Dalam aspek motorik atau perilaku, sikap tubuh anak tunanetra kurang tegap, agak kaku dan juga kurang fleksibel serta seringkali menunjukkan perilaku yang stereotype, seperti misalnya suka menggosok-gosok mata atau suka menghentak-hentakkan kaki.
Melihat dari kondisi penyandang disabilitas penglihatan diatas, umumnya yang dijadikan sebagai patokan apakah seseorang tersebut termasuk anak tunanetra atau tidak adalah dilihat berdasarkan tingkat ketajaman penglihatannya. Untuk mengetahui ketunanetraan dari individu dapat dilakukan dengan cara melakukan tes Snellen Card.
Sumber gambar : http://slbk-batam.org/mod/gallery/storeData/normal/20100201111430@Tunet.jpg