Mendeteksi Ciri-ciri Bayi Cerebral Palsy
Gangguan kelumpuhan otak atau dalam dunia medis disebut dengan istilah Cerebral Palsy (CP) ternyata ciri-cirinya bisa kita deteksi sejak bayi. Di Indonesia sendiri, kasus Cerebral Palsy telah terjadi pada seribu anak per satu juta kelahiran.
Meski sampai saat ini belum bisa diketahui penyebab pasti Cerebral Palsy, namun gangguan ini 75% bisa terjadi saat bayi masih dalam kandungan, 5% pada waktu proses persalinan terjadi dan sisanya terjadi setelah bayi dilahirkan (sampai anak berusia 5 tahun).
Berbeda dengan cedera otak yg lain, gangguan Cerebral Palsy bersifat permanen non progresif yang berarti kelainan ini dapat beralih ke arah perbaikan walaupun perubahannya cukup lambat. Karenanya agar orangtua tak terlambat dalam memberikan penangangan, ada baiknya bila Anda mampu mendeteksi ciri-ciri bayi Cerebral Palsy sejak dini.
Secara umum bayi Cerebral Palsy telah menunjukkan abnormalitas kemampuan motorik sejak usia 3-6 bulan. Biasanya, bayi Cerebral Palsy (CP) mengalami keterlambatan perubahan seperti reflek yang seharusnya menghilang namun masih tetap ada, misalnya dengan memperhatikan kebiasaan ngeces pada bayi, reflek menggenggam pada bayi, bayi berjalan jinjit atau kebiasaan bayi merangkat dengan satu kaki diseret.
Ciri kedua yang bisa terdeteksi dengan mudah dari bayi Cerebral Palsy yaitu bayi tidak mampu mengontrol gerakan tubuh dengan baik. Contohnya saja seperti tidak bisa berdiri dengan tegak, tidak bisa mengangkat kepalanya, serta sering kali mengalami kejang.
Ciri lainnya yang juga muncul pada bayi Cerebral Palsy (CP) adalah sulit untuk menelan makanan, sulit untuk bernafas, serta susah buang air. Kelumpuhan yang terjadi pada otak, mengakibatkan kekakuan pada otot sehingga ada beberapa organ tubuh bayi yang tak bisa bekerja secara normal. Akibatnya ada beberapa aktivitas yang tak bisa dikerjakan dengan maksimal oleh anak Cerebral Palsy.
Begitu ada ciri-ciri keterlambatan pada pertumbuhan bayi Anda, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter agar tak terlambat mendapatkan tindakan. Untuk mendeteksi gangguan Cerebral Palsy biasanya dilakukan CT-Scan serta MRI utk mengukur lingkar otak. Selanjutnya diperlukan pula tes lab untuk menelusuri apakah si ibu mempunyai riwayat infeksi seperti toksoplasma atau rubella ketika mengandung sang buah hati.
Sumber gambar : http://www.rumahbunda.com/wp-content/uploads/2011/07/cerebralpalsy.jpg