Anak Tuna Rungu dan Pengenalan Konsep Bahasa yang Tepat (Bagian 2)

Anak Tuna Rungu dan Pengenalan Konsep Bahasa yang Tepat (Bagian 2)

Alfabet isyarat bisindoJika pada artikel yang lalu kita telah membahas tentang pengenalan konsep bahasa yang tepat bagi anak tuna rungu berdasarkan perkembangan usianya. Sebelum membahas lebih lanjut, ada pentingnya bagi kita untuk mengetahui tentang bahasa bagi anak tuna rungu itu sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar kita sebagai orang tua ataupun pendamping dapat menentukan metode pengenalan bahasa yang tepat bagi anak tuna rungu.

Secara linguistic definisi bahasa secara umum adalah sebuah sistem komunikasi yang digunakan manusia dalam kelompok-kelompok atau komunitas tertentu berdasarkan symbol yang dipelajari melalui organ bicara dan pendengaran yang diolah secara acak untuk menghasilkan arti tertentu.

Mengacu pada definisi di atas dan kaitannya dengan bahasa pada kondisi tuna rungu maka kita tidak dapat merujuk pada bahasa yang menekankan pada organ bicara dan pendengaran. Dalam berbahasa telah diketahui bersama bahwa tidak dapat membatasi bahasa hanya pada penggunaan organ bicara dan pendengaran saja. Sebelumnya manusia pun sudah mengenal bentuk bahasa yang lain yang menekankan gerak tubuh untuk membentuk arti tertentu. Gerak tubuh inilah yang kemudian digunakan sebagai dasar bahasa isyarat bagi tuna rungu.

Pada dasarnya bahasa isyarat yang diberlakukan berbeda-beda untuk setiap negara. Di Indonesia bahasa isyarat yang diberlakukan adalah SIBI atau Sistem Isyarat Bahasa Indonesia.

Beberapa kaidah yang digunakan yaitu:

  • Dalam pengembangannya bahasa isyarat harus mudah untuk digunakan dan dipelajari oleh guru, siswa dan orang tuanya juga masyarakat secara umum.
  • Pengembangan bahasa isyarat harus mewakili tata bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.
  • Dalam mengembangkan bahasa isyarat, kemampuan dan perkembangan kejiwaan siswa harus menjadi pertimbangan.
  • Pengembangan bahasa isyarat harus berdasar pada kata isyarat yang paling banyak digunakan oleh tuna rungu.
  • Bahasa isyarat tersebut harus sesuai dengan system budaya dan sosial yang ada di Indonesia.
  • Bahasa isyarat harus mempunyai pembeda arti yang jelas antar tiap katanya. selain itu isyarat juga tidak baku dalam artian bahwa kata tersebut memungkinkan untuk dikembangkan di waktu kedepan tanpa mengubah arti.
  • Dalam pengembangan bahasa isyarat bagi siswa tetap senantiasa mengacu pada perkembangan metodologi pengajaran, pengetahuan juga perkembangan bahasa siswa itu sendiri.

Penting bagi kita untuk mengetahui dasar kaidah yang digunakan untuk pengembangan bahasa isyarat. Setelah mengetahui kaidah bahasa isyarat yang telah dijabarkan diatas, diharapkan dapat memberi kontribusi dalam membantu pengenalan konsep berbahasa yang tepat bagi anak tuna rungu.

Sumber gambar : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/a/a3/Isyarat_Bisindo.jpg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *