Peduli Pada Difabel dalam Sebuah Karya

Peduli Pada Difabel dalam Sebuah Karya

Peduli Difabel Dalam Sebuah Karya

” Dalam usaha yang kami jalankan ini kami memutuskan untuk lebih memilih pekerja dari orang-orang difabel karena kami merasa bahwa pekerjaan dari orang penyandang difabel hasilnya justru lebih teliti, lebih bagus dan lebih rapi jika dibandingkan dengan orang normal pada umumnya. “

Ari Wahyu Widianto
(Pemilik Usaha Nurul Collection)

Nama saya Ari Wahyu Widianto, usia 38 tahun. Saya disini memproduksi kerajinan handicraft yaitu berupa toples, tempat tisu, nampan dan lain sebagainya  yang dibungkus dengan kain vinil. Selain itu kami juga memproduksi gelas dan batu yang dibatik, kerajinan flannel, mukena dan masih banyak lagi.

Usaha ini mulai berdiri pada tahun 2009. Awal mulanya usaha ini dirintis oleh istri saya semasa masih belum berkeluarga. Modal usaha yang digunakan untuk merintis usaha ini dulunya sebesar 300ribu.

Dalam usaha yang kami jalankan ini kami memutuskan untuk lebih memilih pekerja dari orang-orang difabel karena kami merasa bahwa pekerjaan dari orang penyandang difabel hasilnya justru lebih teliti, lebih bagus dan lebih rapi jika dibandingkan dengan orang normal pada umumnya. Selain dilihat dari sisi hasil pekerjaan, kami juga bermaksud untuk memberi kesempatan dan membantu mereka dengan cara memperkerjakan mereka, kami lakukan ini karena kami peduli terhadap mereka.

Awal mula usaha ini berdiri kami hanya memiliki 1 orang karyawan yang sekarang ini telah menjadi 10 karyawan dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun. Dari proses produksi kami membagi menjadi 3 team yaitu bagian vinil yaitu bagian vinil (proses produksi barang dari awal sampai akhir atau finishing), kemudian bagian menjahit dan bagian menyulam.

Proses produksi diawali dari jam 8 pagi sampai dengan jam 4 sore. Dan harga produk yang kami pasarkan bermacam-macam mulai dari Rp 1.500,00 sampai dengan Rp 300.000,00. Yang menjadikan kami berani bersaing dengan produk sejenis dipasaran adalah kualitas barang yang kami miliki.

Setiap harinya kami bisa memproduksi 3 sampai 5 barang tergantung pada ukuran barang. Omzet yang kita dapatkan bisa mencapai 10-50 juta. Bahan baku produksi yang dibutuhkan, adalah vinil, lem, karton, MDF. Untuk mendapatkan bahan baku kami tidak begitu kesulitan kecuali untuk bahan baku yang berupa toples. Biasanya kami mendatangkan langsung dari Jakarta.

Yang menjadi salah satu kendala dalam proses produksi ini adalah harga bahan baku yang cenderung terus meningkat. Namun untuk mengantisipasi hal tersebut kita memiliki strategi dengan meminimalkan pemakaian bahan baku sehingga proses produksi tetap bisa terus berjalan. Kendala lain yang sering kita hadapi dalam proses produksi ini adalah membutuhkan waktu yang lebih lama karena tenaga kerja yang kita pekerjaan memiliki keterbatasan sehingga kita tidak bisa menyamakan dengan orang normal pada umumnya. Meskipun demikian, dalam hal kualitas produk kami tidak mau kalah bersaing dengan produk lain yang ada dipasaran.

Jika dilihat dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada diperusahaan ini, kami membutuhkan pertimbangan khusus dalam hal akses kerja, misalnya ruangan kerja. Kami mencoba untuk menyediakan tempat yang bisa dilewati oleh orang dengan menggunakan kursi roda. Namun hal itu bukan kendala bagi kita pemilik perusahaan, semuanya tinggal menyesuaikan dengan sesuatu yang sudah ada.

Strategi pemasaran yang kami gunakan salah satunya dengan menggunakan sistem online seperti BBM, melalui toko bagus dan lain sebagainya. Penjualan melalui online ini menurut kami memberikan dampak yang cukup positif bagi usaha kami karena jangkauannya lebih luas.

Untuk pencarian tenaga kerja baru biasanya kami meminta bantuan dari YAKKUM maupun dari teman-teman lainnya. Dan agar pekerja kami yang sebagian besar adalah penyandang disabilitas menjadi termotivasi, kami menerapkan dalam perusahaan ini tidak ada bos dan bawahan. Kami menganggap semuanya adalah keluarga dan memberikan pengertian kepada mereka bahwa semua orang itu sama. Berikan kenyamanan kerja pada mereka.

Pesan bagi para penyandang disabilitas lainnya adalah tetap semangat, jangan menyerah, jangan putus asa karena pada umumnya semua orang itu sama dan pasti memiliki kelebihan sendiri-sendiri.

Yang menjadi kunci sukses kami adalah selain niat, bekerja keras juga harus beribadah. Bisnis tidak hanya senantiasa mencari uang tetapi juga sambil beribadah karena rejeki itu sudah diatur oleh Tuhan, pokoknya tetap semangat. Gapai Sukses Disabilitas Bisa Mandiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *